Majalengka – Dugaan penipuan dengan modus meminta dana talang kepada pengusaha dengan menjanjikan akan diberi sebuah pekerjaan desa, kini semakin terbukti. Hal ini diduga dilakukan oleh seorang perangkat desa yang mempunyai jabatan sebagai Sekretaris desa dengan nama Lala, dirinya dirinya berkedudukan sebagai Sekretaris Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh yang memberikan Iming-iming pekerjaan kepada pengusaha. Iming-iming yang dijanjikan oleh Lala adalah sebuah kegiatan desa berupa rehabilitas jalan hotmik yang terletak di daerah Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka Jawa Barat.
Seseorang pengusaha dengan inisial IW, yang diduga menjadi korban PHP Lala mengatakan kepada pihak media pada tanggal 30/03 “Awal mula kurang lebih sekitar dua bulan kebelakang Lala menghubungi GN tim kami melalui pesan watshap. GN selaku tim kami yang berstatus sebagai perantara antara kami dengan Lala, waktu itu GN menelepon kami memberitahukan ada seorang sekdes meminta dana talang menjanjikan sebuah pekerjaan kegiatan desanya di tahap satu 2024. GN menjelaskan kepada kami bahwa Lala sedang membutuhkan dana talang untuk kebutuhan membayar pajak mobilnya senilai 3juta rupiah katanya sangat urgent. Kata IW
Lebih lanjut IW menjelaskan, Lala butuh dana talang dengan menjanjikan akan memberikan satu pekerjaan rehab jalan hotmik desa cisetu kecamatan rajagaluh, dengan sumber keuangan dana desa tahap 1satu tahun anggaran 2024. Tak menunggu lama saat itu juga kami bergegas berangkat dari rumah menemui GN akan dipertemukan dengan Lala. Kepada GN Lala meminta di pertemukan dengan kami di sebuah ruko kuliner depan desa weragati kecamatan palasah, sesudah bertemu GN di daerah jatiwangi kita berempat berangkat menemui Lala menuju tempat yang di inginkan oleh Lala” Ungkap IW
Singkat cerita lanjut IW, tiba dilokasi tersebut disitu Lala sudah stay di depan Alfamart dengan menggunakan mobil honda jazz nya yang sudah terparkir. Kami berempat menuju kuliner ngopi bareng, tak menunggu lama kami langsung berkomunikasi dengan Lala, dirinya menjelaskan kepada kami meminta dana talang menjanjikan akan memberikan pekerjaan tahap satu tersebut. Sambungnya
Masih dengan IW, Lala yang tadinya melalui GN sedang membutuhkan dana talang sebesar 3juta rupiah, namun setelah bertemu dengan kami Lala meminta tambah kebutuhannya itu senilai 1juta rupiah, dengan total yang dimintanya menjadi 4juta rupiah. Dengan dalih yang satu 1juta untuk memenuhi kebutuhan bayar wifi dan listrik desa cisetu. Tanpa mempersulit kita mengikuti permintaanya, diterimalah oleh Lala dana talang dari kami senilai 4juta rupiah. Lalu disitu kita saling tukar nomor watshap guna melakukan komunikasi lebih lanjut, untuk menyiapkan persyaratan administrasi. Ujar IW
IW menambahkan, sesudah memberikan dana talang senilai 4juta rupaiah kepadanya waktu itu, seiring berjalannya waktu Lala kembali menghubungi GN meminta tambah kebutuhan uang senilai 6juta rupiah, dana talang ingin dibulatkan keseluruhan menjadi 10juta rupiah. Namun kami belum merealisasikan permintaanya, dikarenakan kami belum memegang dokumen berkas berupa SPK atau RAB dari Lala. Jika dirinya sudah memberikan berkas-berkas tersebut kepada kami pasti kami juga tidak akan mempersulit, akan langsung memenuhi permintaanya. Sambungnya
Lebih lanjut IW menjelaskan, GN juga pernah menyampaikan kepada kami kalau Lala sulit diajak komunikasi, bahkan kalau dihubungi melalui pesan watshap tidak pernah membalas, di telefon tidak pernah direspon padahal handphone nya aktif, ke kantor desa tidak pernah ada, tujuan GN hanya meminta berkas SPK dan RAB, mulai dari situlah kami agak sedikit curiga dengan respon Lala yang tidak koperatif, kecurigaan kami Lala tidak komitmen jangan jangan menipu kami. Tutup IW saat ditemui oleh pihak media di kediamanya 30/03
GN seorang perantara sebagai tim dari IW mengatakan, gelagat yang aneh muncul setelah sudah dekat pelaksanaan pekerjaan, saat GN meminta RAB dan SPK untuk persiapan pengerjaan kepada Lala. GN menghubungi Lala melalui sambungan telefon watshap tidak pernah diangkat, menghubungi melalui pesan aplikasi watshapnya juga tidak pernah dibalas. Padahal handphonya dalam keadaan aktif, disitu kecurigaan saya semakin besar. Tutur GN 30/03
Masih dengan GN, karena adanya kejanggalan yang mencurigakan, GN beranjak menemui kepala desa Iwan Krisna dikantornya saat itu kegiatan yang dimaksud belum dimulai pelaksanaanya. Saat dikonfirmasi terkait pekerjaan yang di berikan oleh Lala, Iwan Krisna sempat menjelaskan tidak tahu bahwa adik kandungnya yang menjabat sebagai sekretaris desa cisetu sudah meminta dana talang kepada pengusaha lain dengan menjanjikan pekerjaan jalan hotmik tersebut. Bahkan Iwan memberikan penjelasan, bahwa kegiatan tersebut akan dikerjakan oleh pihak ketiga sebagai rekananya. Heran GN
Lanjut GN, dengan kecurigaannya seiring berjalannya waktu GN membuktikan apa yang pernah diutarakan oleh Iwan terkait pekerjaan yang akan dikerjakan oleh rekanan Iwan, kemudian GN melakukan investigasi mendatangi ke titik lokasi kegiatan. Ternyata kecurigaan GN dan IW terbukti, bahwa proyek dijanjikan untuk dikerjakan oleh IW sudah selesai dikerjakan oleh rekanan Iwan. Paparnya
“Kegiatan rehab jalan di desa cisetu yang di janjikan oleh Lala sudah dikerjakan oleh rekanan Iwan Kepala Desa Cisetu pada hari kamis tanggal 21-03-2024. Yang mana dilokasi pekerjaan juga tidak terdapat papan proyek atau papan informasi kegiatan” Kesal GN
GN menambahkan, saat di lokasi kegiatan pada hari jumat 29/03 dirinya juga sempat melakukan konfirmasi kepada salah satu warga desa cisetu yang tidak mau di expose namanya. Warga tersebut mengatakan “Saya tidak tahu anggaranya, lokasi ini tepatnya di blok Sabtu RT. 003 RW. 005. Ulis mah ga ada, ga pernah datang ke desa waktu pas mau nikahan juga. Saya juga sama, sudah dicarikan pinjaman, emang biasanya bener. Harus dapat mengusahakan mencarikan pinjaman. Coba kerumahnya yang belok ke arah cirebon” jawabnya
Terpisah seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya didalam pemberitaan mengatakan kepada pihak media Sabtu 30/03, bahwa kegiatan rehabilitas jalan hotmik berlokasi di daerah desa cisetu kecamatan rajagaluh. Bersumber dari keuangan dana desa cisetu tahap 1satu tahun 2024. Kegiatan tersebut sudah dikerjakan pada hari kamis tanggal 21-03-2024. Menurut narasumber Iwan diduga mendapatkan fee dari pihak ketiga rekananya yang mengerjakan. Dalam pantauan narasumber dilokasi kegiatan tersebut diduga sengaja tidak dipasang papan proyek. Terangnya
Dikatakan oleh GN, pada hari Jumat tanggal 29/03 saat dihubungi melalui pesan watshapnya Lala kembali memberikan harapan pekerjaan jalan yang bersumber dari dana bantuan provinsi banprov untuk penggantinya. Lala juga berjanji akan segera mengirimkan bukti transfer dari brilink untuk mengembalikan uang. Namun sampai detik ini tidak ada kabar yang dijanjikan oleh Lala, hal yang serupa Lala setiap ditelepon dan dihubungi melalui pesan watshap tidak merespon.
“Saya lagi di lapangan bola setu entar. Lagi moto untuk ke dispora, habis dari lapang ke brilink, padahal sabtu minggu depan ada pekerjaan jalan satu lagi dari banprov satu. Kemarin terus terang saya miskomunikasi dengan kades. Saya juga pingin menjalin kerjasama. Beres ini mau langsung ke brilink entar di fotokan buktinya” jawab Lala melalui pesan watshapnya kepada GN pada hari jumat 29/03
GN mengungkapkan, karena susahnya meminta keterangan dari Iwan Krisna sebagai pemangku kebijakan, pada hari Jumat 29/03 lalu dirinya melakukan konfirmasi kepada bendahara desa cisetu kecamatan rajagaluh melalui sambungan pesan aplikasi watshap tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan, bendahara menjawab “Kegiatan dari dana desa RAB Rp. 111.732.000 termasuk pajak PPN PPH blok Sabtu” Terang bendahara desa. Namun saat diminta keterangannya mengenai tidak dipasangnya papan proyek dilokasi kegiatan, bendahara tidak memberikan jawabanya.
Kemudian pada hari sabtu tanggal 30/03 tim media matamaja grup kembali meminta keterangan dari Iwan Krisna sebagai pemangku kebijakan didesa cisetu kecamatan rajagaluh terkait kejadian yang dilakukan oleh sekretarisnya. Yang ke sekian kalinya dihubungi oleh pihak media melalui sambungan pesan aplikasi watshap dengan nomor +62 813-xx63-xx26 sampai berita ditayangkan Iwan tetap saja tidak memberikan jawaban.
Menurut GN karena Lala tidak pernah konsisten dengan janji-janjinya, pada hari Senin 01/04 GN memutuskan untuk mendatangi kantor sekda kabupaten majalengka dimana istri dari Lala berkerja sebagai PNS. GN mencari informasi untuk mendapatkan nomor handphon istri Lala. Sesudah mendapatkan nomor handphon istri dari Lala, GN bergegas mengirimkan beberapa link pemberitaan ke nomor watshap istrinya, disitu GN baru menghasilkan jawaban dari Lala, dirinya mengirimkan pesan watshap dengan memohon kepada GN untuk tidak melibatkan istrinya dalam hal ini, dengan responya Lala mengatakan
“Maaf kang tidak bermaksud untuk menipu, masalah kemarin saya miskomunikasi dengan kades, masalah pinjaman besok siang sama saya dikembalikan lagi, mohon maaf cuman perlu diketahui saya tidak enak kalau masalah ini di sangkut pautkan dengan istri. Ini urusan saya, bukan urusan istri. Sekali lagi saya minta maaf kang” Kata Lala
(Tim/red